Terasyik

6/recent/ticker-posts

Festival Rock dan Pengaruhnya Bagi Perkembangan Musik di Tanah Bumbu

Festival rock 90-an. Foto-malangtimes.com

Festival musik rock yang mulai populer pada pertengahan 80-an memberikan dampak besar bagi perkembangan musik di daerah, termasuk di Kalimantan Selatan. 

Saat belum berpisah dengan Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru menjadi wilayah yang ikut terdampak event tersebut. Ada begitu banyak festival musik rock yang digelar di wilayah pesisir Kalimantan ini. Selain Kotabaru, festival musik rock juga muncul di Batulicin dan Pagatan. 

Popularitas festival musik ini terus menanjak memasuki era 90-an. Apalagi saat itu lagu-lagu bergenre rock sedang booming. God Bless, misalnya, meluncurkan dua album yakni Semut Hitam (1988) dan Raksasa (1989). Lagu-lagu di album God Bless ini kemudian menjadi semacam standar wajib yang harus dikuasai para musisi lokal di panggung festival.

Selain God Bless, beberapa kelompok musik yang berhasil meraih juara pada festival musik di pertengahan hingga akhir 80-an sudah banyak yang merilis karya sendiri. Beberapa di antaranya yakni Grass Rock, Elpamas, Power Metal. Kelompok musik rock semacam inilah yang kemudian menginspirasi musisi-musisi lokal di panggung festival. 

Jika bicara sosok gitaris, Eet Sjahranie mungkin menjadi nama pertama yang paling berpengaruh. Gaya bermain Eet yang atraktif, liar, ditambah dengan sound-sound yang modern, membuat para gitaris lokal berlomba-lomba untuk menirunya. Hanya saja, karena dampak yang kelewat besar, warna musik dan sound gitar di panggung festival menjadi seragam. Semuanya mengekor ke Eet.

Jika Eet menjadi kiblat para gitaris, Arul Efansyah menjadi salah satu influence terbesar para vokalis di panggung festival di Kalimantan Selatan. Selain karena memang berasal dari Banjarmasin, vokalis 7 oktaf ini pernah menyabet best vokalis dalam Festival Musik Log Zhelebour pada 1989 bersama Big Boys, band asal Banjarmasin.

Hingga pertengahan tahun 2000-an, festival musik rock di Kotabaru, Batulicin, dan Pagatan, masih sangat populer. Beberapa band bahkan mencoba menjajah semua wilayah dengan skill bermusik yang mereka miliki. Gesekan antar band atau musisi sudah biasa terjadi. Begitu pun dengan 'sentimen' kepada kota tertentu. 

Umumnya, kelompok musik yang berhasil menjadi juara adalah mereka yang membawakan genre progressive rock yang memang membutuhkan skill personel di atas rata-rata. Lagu Musisi dari God Bless mungkin bisa mewakili bagaimana standar lagu 'terbaik' dalam festival-festival tersebut. Ya, tak hanya di Kalimantan Selatan, hal semacam ini juga terjadi di banyak daerah lainnya. Festival musik rock mulai meredup pada akhir 2000-an seiring dengan meredupnya genre tersebut di industri musik Indonesia. 

Bersambung...

Posting Komentar

0 Komentar