Terasyik

6/recent/ticker-posts

Awal Mula Geliat Sastra di Tanah Bumbu

Komunitas Sastra Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu. (Dok-2012)

Hari ini, dunia sastra di Kabupaten Tanah Bumbu boleh dibilang cukup ramai. Berbagai karya dilahirkan. Sejumlah komunitas sastra juga sudah terbentuk. Namun, tak semua orang mengetahui cikal bakal dari perkembangan sastra tersebut.

Di sini, saya tidak akan menceritakan terlalu jauh ke masa lampau. Sebab, selain data-datanya belum tersedia, juga perlu upaya khusus untuk menggali lebih dalam. Karenanya, pada tulisan ini saya hanya akan mengajak Anda semua kembali ke tahun 2011. Sebuah era yang saya kira cukup penting dan menjadi cikal bakal perkembangan sastra di Tanah Bumbu. 

Pada tahun 2011, tokoh sastra Tanah Bumbu, Abdul Karim, berencana merilis buku antologi puisi bertajuk "Tragedi Buah Manggis". Ia pun mengajak rekan-rekannya untuk mengumpulkan puisi-puisi dari para penyair di Bumi Bersujud. Salah satu orang dia ajak bernama Arif Rahman, seniman Mamanda dan penyair kelahiran Rantau. 

Dari situ, Arif kemudian sowan ke Tato A Setyawan (TAS), mantan wartawan yang juga menaruh minat besar terhadap dunia sastra. Cerpen-cerpennya seringkali menghiasi koran-koran harian pada masa itu.

Di antara sekian banyak obrolan, saat itu TAS meminta Arif untuk berkunjung ke kediaman M Johansyah, si empunya Radio Nirwana Batulicin. Rupanya TAS mengetahui bahwa M Johansyah juga sering menulis puisi. Dia juga merupakan jebolan Pusat Olah Seni dan Komunikasi (Posko) La-Bastari Kandangan. 

Sesuai saran TAS, Arif kemudian datang ke kediaman M Johansyah. Dia lalu mengutarakan maksud dan tujuannya untuk merilis buku kumpulan antologi puisi di bawah nama Komunitas Sastra Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu. Tawaran itu disambut hangat oleh M Johansyah. Dan perlu dicatat, itu adalah pertemuan perdana dua tokoh penting dalam pekembangan sastra di Tanah Bumbu. 

Singkat cerita, kumpulan antologi puisi itu benar-benar dirilis. Buku itu menjadi karya antologi pertama Komunitas Sastra Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu yang tentu tidak boleh diabaikan apalagi dilupakan.

Untuk isi bukunya dan siapa saja penulis puisi di buku itu, nantilah kapan-kapan kita bahas di sini...

Posting Komentar

0 Komentar